• Profil Kami



    Berangkat dari awal-mula sebuah komunitas seni bernama DAPSI/Dapur Seni (1993), lahirlah sekelompok teaterawan/i yang kemudian menjelma dalam suatu wadah kesenian yang menamakan dirinya Teater Kinasih (Kinasih dari kata Sansekerta, yang terkasih). 

    Kini, Teater Kinasih sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP), Jakarta terus berperan aktif mengembangkan insan-insan kreatif untuk terus haus dalam berkesenian dan bertualang dalam dunia tanpa keterbatasan. Dengan keyakinan bahwa seni mampu menjadi wadah dari ekspresi dan idealisme generasi muda mahasiswa sebagai kaum intelektual, Teater Kinasih terus mengembangkan sayapnya. 

    Jam terbang yang telah diperoleh selama bertahun-tahun, hingga akhirnya dipercaya untuk melakukan pementasan di berbagai tempat di luar kampus tidak membuat Teater Kinasih cepat berpuas diri. Menyadari masih banyak hal yang perlu dipelajari dari segala sesuatu yang luas dan lebar, segala sesuatu yang selalu berjumpa, segala sesuatu yang meraba, menyentuh, membasahi, membenam, menghalang, dan mendorongmu dari luar tubuh yang disebut Hidup. 

    Di mana kehidupan hanya dalam satu tarikan nafas namun teramat berarti. Dan seni adalah tempat di mana realita diciptakan, di mana logika bermain dengan sendi-sendi urat syarafmu, di mana suara hati menjadi ekspresi, di mana budaya berapresiasi, dan di mana intuisi menjadi puisi serta syair-syair yang meregangkan nyali, hingga menyatu dalam urat nadi dan menjadikannya Kehidupan. Dan bila rangkaian kalimat menyatu mengungkap fakta di balik gemerlap dunia seni, jantungmu akan berdetak cepat, kemudian otakmu berbisik, itulah Buletin Kinasih. 

    Ya, kesatuan darahnya dengan seni mendorong beberapa anggota Kinasih (Ridwan Abdul Sobar, Maria Natasha, Adityo Soleh, dan kemudian Sultan Isnainsyah) menuju suatu kesatuan pemikiran untuk ‘melahirkan’ buletin ini sebagai media apresiasi seni dan budaya bagi siapapun dan dimanapun, terutama bagi mereka yang bergelut didalamnnya.

    Buletin ini lahir pada 1 Mei 2009. Meskipun pada edisi pertama Buletin Kinasih (BuKin) sempat memperoleh citra “buletin narsis” oleh sebagian besar masyarakat perkuliahan, khususnya mahasiswa/i IISIP, namun hal itu bukan halangan yang berarti bagi Teater Kinasih untuk tetap berkarya. Perbaikan dan perkembangan yang terus menerus dilakukan membuat Buletin Kinasih akhirnya diterima oleh khalayak di luar kampus. Baik yang bergelut dalam bidang seni, maupun masyarakat awam pada umumnya. 


    Keberadaan buletin ini kemudian menjadi tolak ukur tersendiri, di mana seniman tidak hanya berbicara tentang absurditas, surrealitas, ataupun realitas di atas panggung, di atas kanvas, atau di kedalaman sastrawi tertentu, namun juga memiliki kemampuan untuk menjelma kata menjadi senjata untuk mengungkap fakta. Dan hal ini yang kemudian membuat kami (Redaksi BuKin) yakin bahwa kami sanggup untuk menjadikan BuKin menjadi bagian penting dalam pengembangan serta menjaga keluhuran kebudayaan bangsa ini.

    Kami Ada, Kami Berkarya!