• Seuta Rasa, Sejuta Budaya

    Sumber: Istimewa
     Halo teman-teman Buletin Kinasih! Pasti pernah merasakan menu masakan Padang? Aku yakin jawaban kita sama, yaitu pernah. Nah, pernah tidak terfikir dalam hati teman-teman, kenapa sih masakan Padang itu identik dengan pedas dan santan? Oleh karena itu, rubrik Nusantara kali ini akan coba mengupas sedikit fakta tentang masakan Nusantara.


    Awalnya aku fikir masakan Nusantara itu kaya akan rasa, karena faktor geografis kita yang berbeda-beda. Setelah di teliti, ternyata memang faktor geografis cukup mempengaruhi dan menentukan cita rasa sebuah masakan, akan tetapi dari faktor itu semua, faktor yang paling utama adalah budaya.

    Masih ingat tidak bahwa Indonesia pernah menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah dunia? Saat itu tanpa disadari telah terjadi pertukaran budaya. Loh kok bisa? Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki membuat suplai rempah-rempah untuk bangsa nonmuslim terputus,. sehingga mereka harus berlayar sendiri mencari penghasil rempah-rempah lain sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Pada saat tiba di Indonesia mereka tidak langsung membeli rempah-rempah yang kemudian pulang, biasanya mereka akan menetap 1 sampai 2 bulan untuk mempelajari bahasa Melayu. Karena sudah menjadi rahasia umum, pembeli akan mendapatkan harga lebih murah apabila melakukan transaksi jual beli menggunakan bahasa melayu.

    Ketika menetap di Indonesia itulah mereka mulai mengenalkan kebudayaannya, mulai dari musik, tarian bahkan makanan. Sebagai contoh cabai, teman-teman tahu tidak kalau cabai itu bukan berasal dari Indonesia? Bumbu pedas yang hampir selalu ada di setiap rumah ini berasal dari Amerika. Pedagang Spanyol yang telah memperkenalkannya saat singgah sejenak ke Indonesia. Bukan hanya cabai, tapi rempah-rempah lain seperti  lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah, kayu manis, kemiri, dan ketumbar yang sebenarnya berasal dari India. Maka tidak heran apabila banyak masakan mancanegara yang mirip dengan masakan Nusantara. Misalnya, masakan Kari dari India yang mirip dengan masakan Padang. Kedua masakan ini sama-sama menggunakan berbagai rempah-rempah, cabai dan santan. Untuk perbedaannya sendiri hanya dari beberapa banyak kapulaga atau sejenis rempah-rempah yang digunakan. Masakan Kari India menggunakan kapulaga yag lebih banyak dari masakan Padang. Sedangkan contoh lainnya seperti nasi goring, makanan yang sudah sangat akrab dengan lidah masyarakat Indonesia ini nyatanya berasal dari Thailand, dan juga masakan bakso yang dalam bahasa Hokkien artinya daging babi giling.

    Jadi bagaimana sekarang? Apakah teman-teman dan pembaca buletin kinasih pasti tahu dong kenapa masakan Indonesia itu kaya akan ragam cita rasa?. (BuKin/NFS)