• Stand Up Comedy: Menertawakan Kita

    Sumber: Istimewa
    Stand up comedy, salah satu seni komedi yang dikenal di Amerika dan Eropa sejak abad ke- 18, mulai berkembang di Indonesia. Stand up comedy adalah monolog dari pengalaman atau pengamatan dari keseharian si pelaku (comic) dalam bentuk komedi sambil berdiri langsung didepan penonton.
    Para comic mempunyai karakter dan ciri masing-masing. Ada juga comic yang muncul dengan karakter yang berdekatan dengan pribadi comic. Karakter ini disebut persona. Berbagai  persona ditampilkan oleh para comic. Bisa sinis, pesimistik, peniruan karakter, dan lain sebagainya. Persona semakin terbentuk dengan semakin sering naik panggung. 

    Materi stand up comedy tidak jauh dari keseharian orang-orang kebanyakan. Mulai dari cinta, gaya hidup hingga politik dan kritik terhadap penguasa. Sepertinya stand-up comedy menjadi salah satu cara untuk menumpahkan kegelisahan permasalahan hidup dengan cara yang ringan namun bukan tanpa bobot. Indro Warkop pernah berkata “Stand-up comedy itu komedi yang serius, seperti skripsi. Ada analisa, ada pemikiran.

    Diksi adalah elemen penting dalam materi stand up comedy. Diksi adalah pemilihan kata dan penyusunan kata dalam suatu naskah. Materi dari stand-up comedy boleh jadi sudah lucu tapi diksi membuatnya lebih tajam. Biasanya para comic menggunakan diksi populer, bahkan nyeleneh dan kontroversial.  Ketajaman diksi akan diperkuat dengan tone suara si comic.

    Keunikan stand up comedy adalah memungkinkan interaksi dengan penonton yang justru bisa menggali tawa. Ini disebut riffing. Riffing bisa spontan, tapi bisa juga dipersiapkan sebelumnya. Contoh riffing misalnya, “’Comic: Lo aslinya darimana? | Penonton: ‘Dari Garut.’ | Comic: Pantesan muke lu kaya dodol..’” 

    Hebohnya stand-up comedy membuat seorang seniman teater, Butet Kertaradjasa yang sering menyentil pemerintah menyatukan stand-up comedy dan teater dalam lakon “Koper”. Ini bukti bahwa stand-up comedy di Indonesia sudah menjadi media pengelolaan kegelisahan terhadap pemerintah negara ini. Selain cinta, materi tentang politik juga paling mengundang tawa terbahak-bahak dari penonton seolah mereka tidak perduli lagi solusi.

    Stand up comedy dengan dinamis bisa beradaptasi dengan berbagai macam kebudayaan yang berbeda. Dengan menikmati stand up comedy, kita melatih kepekaan akan berbagai hal yang mungkin luput dari keseharian kita, yang sebenarnya bisa ditertawakan dalam keindahan keragaman perbedaan. (BuKin/AN)