• Dilarang Melarang (Part 1)

    Sumber: Istimewa
    Dilarang melarang! Berapa kali kusaksikan mobil mewah itu menerobos lampu merah dengan nomor plat rahasia. Melesat bagai angin. Semua orang melongo saja melihatnya. Bahkan polisi-polisi lalu lintas di pos polisi lampu merah itu tidak berkutik dibuatnya. Semua bungkam. Ia berlari dengan kepongahannya. Warnanya mengkilap bagai sambar petir mencengkeram semua yang memandangnya. Kubiarkan saja pandanganku.
     Kali pertama menyaksikannya, aku merasa biasa-biasa saja. Tapi setiap kali menyaksikannya, kenapa sesuatu tiba-tiba muncul dalam diriku. Seperti ada getaran  aneh yang mengusik. Menggoda bahkan menggerogoti jiwaku. Mungkin aku iri, mungkin aku ingin memilikinya, mungkin saja aku ingin menumpang di belakanngnya, atau mungkin ia sengaja memamerkan padaku karena aku naik bajaj yang terseok-seok yang serak bunyinya itu. Tidak mungkin!

    Dilarang melarang! Berapa kali kusaksikan mobil mewah menerobos lampu merah itu. Semua orang tidak ada yang memrotesnya. Bahkan polisi-polisi lalu lintas di pos polisi lampu merah itu tidak melarangnya. Semua membungkam. Maka aku memutuskan: aku harus mencari tahu. Dan kuputuskan: akan memprotes polisi-polisi loyo yang lalai dan tidak adil itu.

    Mulailah aku sibuk mencari cara tepat untuk bertindak. Mulailah bayangan-bayangan mobil mewah menerobos lampu merah itu hadir dalam kehidupanku. Mau pagi, mau siang, mau sore. apalagi malam. Bahkan sering kali aku mengigau tentang mobil mewah menerobos lampu merah itu. Dan suatu malam aku dibangunkan ibu karena mendengar aku mengigau. Ketika mengigau aku sering menyebut-nyebut “dasar mobil mewah sialan!” berulang kali aku membentaknya begitu.

    Dan hari ini kusaksikan lagi mobil mewah menerobos lampu merah itu. Sengaja aku naik bus kota hari ini bersama penumpang-penumpang yang berdesak-desakkan itu, Karena aku ingin mencari tau kenapa mobil mewah menerobos lampu merah itu dibiarkan. Dan setiap kali pertayaanku terlontar dan setiap itu pula kudapatkan jawaban-jawaban yang sama pula.

    “Kenapa polisi-polisi lalu lintas di pos polisi lampu merah membiarkan mobil mewah menerobos lampu merah itu?” tanyaku pada penumpang-penumpang dalam bus kota itu.
    “Dilarang melarang!”
    “Apa alasannya?”
    “Dilarang melarang!” itulah jawaban-jawaban yang kudapatkan dari kebanyakan penumpang dalam bus kota itu.

    Aneh. benar-benar aneh. Kenapa semua orang bungkam Bahkan polisi-polisi lalu lintas di pos polisi lampu merah itu tidak berkutik dibuatnya. Mobil mewah menerobos lampu merah itu benar-benar hadir dalam kehidupanku. Bayangkan saja, karena membayangkannya, kadang seringkali  aku kelewat begitu jauh dari kampusku hingga beratus-ratus meter jaraknya Membuat aku harus putar balik dengan sopir bajaj yang dengan senyumnya seolah senang karena dengan begitu ia bisa meminta ongkos tambahan padaku. Benar-benar keterlaluan mobil mewah yang menerobos lampu merah itu. Ini tak bisa dibiarkan lagi. Aku akan membuat perhitungan dengannya. Bersambung... (BuKin/MG)